Senin, 13 Juni 2011

Epilepsi

Pendahuluan
                Epilepsi merupakan penyakit yang disebabkan oleh kelainan satu atau beberapa sistem saraf, baik saraf pusat maupun saraf tepi. Kelainan ini memang korang popoler. Namun, penyakit ini ternyata mengandung banyak pertanyaan para Ilmuan. Karena sebenarnya penyakit ini merupakan penyakit multi faktor, bermacam-macam penyebabnya, dan bagian kerusakan pada sistem sarafnya pun di tempat yang berbeda-beda, dan berbeda pula akibatnya. Itu lah yang membuat penyusun makalah tertarik untuk melihat sedikit dari banyak informasi tentang Epilepsi. Bahkan pada Zaman dahulu Epilepsi dianggap sebagai kutukan, bahkan kerasukan, maka sekarang dengan berkembangnya teknologi, makin tahu lah masyarakat tentang penyakit ini.
            Tokoh-tokoh terkenal pun ada yang di perkirakan terkena Epilepsi, seperti Napoleon, Juilus Caesar, dan Alfred Nobel juga parnah terkena Epilepsi. Namun tetap Epilepsi yang diderita memiliki tingkat keparahan yang berbeda. Alfred Nobel memang cukup familiar dengan penyakit yang satu ini, karena sempat kambuh ketika ia sedang berpidato dan tingkat keparahannya cukup serius. Sehingga ia harus jauh dari beberapa aktivitas yang beresiko. Namun bukan berarti Alfred Nobel berhenti berkarya. Lebih dari 20 karyanya telah dipatenkan, dan sangat dihargai dalam penggunaannya di masyarakat.
            Bukan hanya tokoh terkenal mungkin, tetapi juga ada orang-orang di sekitar kita yang membawa penyakit Epilepsi. Karena sebagian penderita juga memiliki kendala dalam beraktivitas, maka mingkin jarang kita menemukan mereka ditiap kepadatan aktivitas kita. Tapi jika kita tahu penderita maka kita paling tidak kita tahu apa yang harus dilakukan.merekalah yang sebenarya membutuhkan pertolongan kita, untuk menjaganya dari hal-hal yang buruk, bukan hanya dijadikan momen langka saja.



Apa itu epilepsi?
Apakah itu epilepsi?
Epilepsi adalah kondisi tubuh yang bermula dari gangguan fungsi otak secara intermiten yang menyebabkan bangkitan kejang-kejang (seizure) berulang kali. Ini adalah pertanda kalau fungsi otak seseorang terkadang terganggu.
Kebanyakan orang pernah merasakan kejang2 dalam hidup mereka, tapi itu tidak selalu berarti mereka punya epilepsi. Orang yang memiliki epilepsi akan merasakan lebih dari sekali kejang2 yang diawali dari otak.
Bagaimana epilepsi terjadi
Otak adalah struktur yang kompleks, terbuat dari jutaan sel saraf (neurones). Otak mengkontrol banyak tugas, seperti kesadaran, gerakan, dan postur. Otak mengirim dan menerima pesan-pesan sehingga kegiatan2 ini terjadi.
Jika ada kesalahan dalam pengiriman atau penerimaan pesan yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal atau berlebihan sel saraf, beberapa atau bahkan seluruh fungsi otak akan berhenti untuk sementara. Jika itu terjadi, orang akan merasakan bangkitan epilepsi (seizure).
Jadi secara klinis, suatu bangkitan dinyatakan epilepsi jika disebabkan oleh hiperaktifitas listrik di saraf otak, bukan karena penyakit otak akut.
Penyebab epilepsi
·         Pengaruh genetik. Beberapa tipe epilepsi menurun pada keluarga, membuatnya seperti ada keterkaitan dengan genetik.
·         Trauma pada kepala. Kecelakaan mobil atau cedera lain dapat menyebabkan epilepsi.
·         Penyakit medis. Stroke atau serangan jantung yang menghasilkan kerusakan pada otak dapat juga menyebabkan epilepsi. Stroke adalah penyebab yang paling utama pada kejadian epilepsi terhadap orang yang berusia lebih dari 65 tahun.
·         Demensia. Menyebabkan epilepsi pada orang tua.
·         Cedera sebelum melahirkan. Janin rentan terhadap kerusakan otak karena infeksi pada ibu, kurangnya nutrisi atau kekurangan oksigen. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan otak pada anak. Dua puluh persen kejang-kejang pada anak berhubungan dengan kelumpuhan otak atau tidak normalnya neurological.
·         Perkembangan penyakit. Epilepsi dapat berhubungan dengan perkembangan penyakit lain, seperti autis dan down syndrome.

Berapa orang yang punya epilepsi?
Epilepsi adalah kondisi otak yang paling umum di dunia. Semua orang beresiko mendapat epilepsi. Bahkan, setiap orang beresiko satu di dalam 50 untuk mendapat epilepsi. Pengguna narkotik dan peminum alkohol punya resiko lebih tinggi. Pengguna narkotik mungkin mendapat seizure pertama karena menggunakan narkotik, tapi selanjutnya mungkin akan terus mendapat seizure walaupun sudah lepas dari narkotik.
Di Inggris, satu orang diantara 131 orang menyindap epilepsi. Jadi setidaknya 456000 penyindap epilepsi di Inggris.
Konsep yang salah tentang epilepsi
Dari jaman dulu, orang sering punya konsep yang salah tentang epilepsi. Kadang epilepsi dikira kemasukan roh.
GEJALA
Karena epilepsi disebabkan oleh tidak normalnya aktivitas sel otak, kejang-kejang dapat berdampak pada proses kordinasi otak anda. Kejang-kejang dapat menghasilkan :
·         Kebingungan yang temporer
·         Gerakan menghentak yang tidak terkontrol pada tangan dan kaki
·         Hilang kesadaran secara total
Perbedaan gejala yang terjadi tergantung jenis kejang-kejang. Pada banyak kasus, orang dengan epilepsi akan cenderung memiliki jenis kejang-kejang yang sama setiap waktu, jadi gejala yang terjadi akan sama dari kejadian ke kejadian.


Memahami Epilepsi
(cuplikan kompas keshatan Kamis, 25 Februari 2010 | 14:15 WIB)

Kebanyakan orangtua langsung panik ketika dokter memvonis anak mereka menderita epilepsi. Padahal, penanganan yang benar dan teratur dapat mengurangi, bahkan menghilangkan serangan epilepsi.

Epilepsi, menurut dr. Mohamad Saekhu, SpBS, dari Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM Jakarta, terjadi akibat tidak normalnya aktivitas listrik di otak. Hal ini menyebabkan kejang dan perubahan perilaku dan hilangnya kesadaran. Tanda-tandanya bisa berupa kehilangan kesadaran untuk waktu tertentu, kejang, lidah menjulur, keluar air liur, gemetar atau tiba-tiba black out.

Ada dua jenis epilepsi yang dikenal, yaitu epilepsi umum, berupa hilangnya kesadaran, kejang seluruh tubuh hingga mengeluarkan air liur berbusa dan napas mengorok, serta terjadi kontraksi otot yang mengakibatkan pasien mendadak jatuh atau melemparkan benda yang tengah dipegangnya.

Selain itu dikenal epilepsi parsial yang ditunjukkan oleh rasa kesemutan atau rasa kenal pada satu tempat yang berlangsung beberapa menit atau jam. Bisa juga, rasa seperti bermimpi, daya ingat terganggu, halusinasi, atau kosong pikiran. Seringkali diikuti mengulang-ulang ucapan, melamun, dan berlari-lari tanpa tujuan.

Sebagian besar penderita epilepsi terjadi karena faktor keturunan. Anak yang lahir dari keluarga penderita epilepsi, cenderung menderita epilepsi juga. Selain itu, epilepsi juga bisa disebabkan oleh berbagai macam penyakit yang mengganggu fungsi otak.

"Epilepsi bisa terjadi karena kelainan bentukan otak (kongenital), infeksi penyakit yang menyebabkan radang otak, adanya tumor di otak, step berulang, gangguan metabolisme, serta ada yang tidak diketahui penyebabnya," kata dr.Saekhu.

Penderita epilepsi sebagian besar memang anak-anak, namun epilepsi juga bisa muncul di usia dewasa. Menurut dr.Hanif Tobing, ahli bedah saraf dari FKUI/RSCM, kasus epilepsi pada orang dewasa biasanya terjadi karena infeksi atau trauma di kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan memar otak.

Bebas kejang

Menurut dr.Saekhu, obat-obatan yang diberikan pada pasien epilepsi tidak langsung menyembuhkan epilepsi, tapi hanya bersifat mengendalikan atau menjarangkan serangan, bahkan menghilangkannya. "Tujuan utama pengobatan epilepsi adalah bebas kejang," paparnya.

Seorang penyandang epilepsi umumnya memerlukan obat sampai tidak dijumpai lagi serangan dalam jarak waktu tertentu, tergantung dari tipe epilepsi, riwayat epilepsi masa lalu, dan hasil rekaman listrik otak.

Tindakan operasi bisa dilakukan jika pengobatan yang diberikan pada pasien tidak mengurangi keluhan epilepsi. "Di RSCM, tindakan operasi bisa dilakukan jika pemeriksaan MRI menunjukkan ada glioma atau jenis tumor jinak," imbuh dr.Hanafi. Meski sudah dilakukan operasi, namun pasien epilepsi tetap wajib mengonsumsi obat anti kejang.

Yang penting diketahui orangtua, epilepsi tidak selalu mengakibatkan kemunduran kecerdasan pada penderita. Anak juga bisa bisa beraktivitas dengan normal seperti anak sehat lainnya asalkan tetap teratur mengonsumsi obat.

Pertolongan Pertama pada Epilepsi (AYAN)
Ayan, atau menurut bahasa medis disebut dengan EPILEPSI. Adalah serangan mendadak kepada seseorang dalam bentuk kejang dan kemudian tidak sadarkan diri. Hal ini disebabkan adanya impuls elektrolit yang tidak wajar dalam otaknya, karena sesuatu yang belum bisa terjabarkan. Keadaan ini tentunya membuat orang disekitarnya kaget dan bereaksi menjauh. Jangan!!. Segera berikan pertolongan karena keterlambatan pertolongan dapat berakibat fatal pada penderita. Ada dua jenis serangan yang terjadi pada penderita, yaitu : Grand mal atau serangan besar dan petit mal atau serangan kecil/ringan.
GRAND MAL
Dalam keadaan ini penderita tiba-tiba jatuh ke lantai (yang dapat menyebabkan cedera) kejang-kejang kemudian berangsur-angsur berkurang, melemah dan akhirnya tertidur. Bahaya serangan ini antara lain :
Luka, perhatikan posisi jatuh apakah ada patah tulang, luka terbuka dan berdarah, apakah ada benturan kepala yang cukup keras dan dapat mengakibatkan gegar otak, atau terkilir dan memar.
Tersedak oleh muntahannya sendiri karena pada saat serangan biasanya penderita mengeluarkan air liur yang banyak dari dalam mulutnya kadang-kadang disertai muntahan.
Terpotong lidah, Kekejangan yang terjadi dapat menyebabkan rahang terkatup rapat dan menggigit lidah.
Tindakan yang pertama dilakukan adalah amati posisi jatuh, bila tidak ada luka balikkan atau miringkan posisi badannya agar tidak tersedak, gigitkan sendok atau gumpalan serbet agar lidah tidak tergigit, jauhkan benda-benda yang membahayakan dari sekitarnya, jauhkan dari sungai, danau, atau laut. Yang terpenting adalah jangan menahan gerakan kejangnya, hal ini dapat menimbulkan cedera otot atau tulang pada penderita. Setelah serangan menghilang, biarkan dia tertidur tanpa terganggu, bila mungkin bawalahke RS untuk pemeriksaan lebih lanjut.
PETIT MAL
Pada kondisi serangan ringan penderita biasanya tidak sampai terjatuh, walaupun kehilangan seluruh kesadarannya. Berlangsung sekitar 10 – 15 detik. Penderita biasanya hanya terdiam dengan wajah kosong, dan tidak mendengar apapun. Kondisi ini akan hilang setelah usia remaja.
Tindakan pertama yang dilakukan bila terjadi serangan adalah membuat penderita nyaman dan kemudian membiarkan tertidur tanpa terganggu. Biasanya tidak memerlukan perawatan khusus, kecuali bila ada luka bawalah ke RS atau klinik terdekat untuk perawatan lebih lanjut.
·          
Faktor risiko
Faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko epilepsi adalah :
·         Usia. Epilepsi biasanya terjadi pada masa awal usia anak-anak dan setelah usia 65 tahun, tapi kondisi yang sama dapat terjadi pada usia berapapun.
·         Jenis kelamin. Lelaki lebih berisiko terkena epilepsi daripada wanita.
·         Catatan keluarga. Jika anda memiliki catatan epilepsi dalam keluarga, anda mungkin memiliki peningkatan risiko mengalami kejang-kejang.
·         Cedera kepala. Cedera ini bertanggung jawab pada banyak kasus epilepsi. Anda dapat mengurangi risikonya dengan selalu menggunakan sabuk pengaman ketika mengendarai mobil dan menggunakan helm ketika mengendarai motor, bermain ski, bersepeda atau melakukan aktifitas lain yang berisiko terkena cedera kepala.
·         Stroke dan penyakit vaskular lain. Ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang memicu epilepsi. Anda dapat mengambil beberapa langkah untuk mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut, termasuk adalah batasi untuk mengkonsumsi alkohol dan hindari rokok, makan makanan yang sehat dan selalu berolahraga.
·         Infeksi pada otak. Infeksi seperti meningitis, menyebabkan peradangan pada otak atau tulang belakang dan menyebabkan peningkatan risiko terkena epilepsi.
·         Kejang-kejang berkepanjangan pada saat anak-anak. Demam tinggi pada saat anak-anak dalam waktu yang lama terkadang dikaitkan dengan kejang-kejang untuk waktu yang lama dan epilepsi pada saat nanti. Khususnya untuk mereka dengan catatan sejarah keluarga dengan epilepsi.

Kesimpulan
                Penderita Epilepsi tidak seharusnya dijauhi karena kambuh, justru saat penderita kambuh, mereka membutuhkan pertolongan kita agar penderita aman saat penyakitnya kambuh.



Daftar Pustaka

id.wikipedia.org/wiki/Epileps. , 14.02. 21/05/2011.

Penulis : Yosua Ardi Kurniawan 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar